Senin, 30 November 2015

Anda Bau Rokok ??? Silahkan Buat Shaf Sendiri.


Oleh : Nurhakki Anshar
Assalamu'alaikum

Maaf numpang nulis sedikit tentang mesjid dan hanya sekedar berbagi. Tabe'

Siapa bilang mesjid hanya jadi sarana shalat berjamaah. Sebuah fakta bagaimana mesjid menjadi sentral membangun peradaban untuk kemaslahatan ummat. Fakta ini ada di sebuah desa di Kabupaten Enrekang yang bernama Desa Bone Bone. 

Desa yang sangat populer bukan hanya skala nasional tapi juga internasional, degan prestasi desa bebas dari rokok. Meski demikian, tidak banyak yang tahu bahwa gerakan bebas dari rokok berawal dari gerakan mesjid. 

Ada beberapa data yang saya dapatkan untuk tiba pada kesimpulan tersebut, yakni :

1. Ide mengajak berhenti merokok pertama kali disampaikan di mesjid Bone Bone pada tahun 2009 malam 3 ramadhan. 

2. Proses diskusi dan komunikasi warga desa pasca ceramah degan (pound 1) melahirkan pro dan kontra namun lebih banyak kontra, dalam hal ini mesjid menjadi pusat diskusi setiap ba'dah shalat jamaah magrib dan shalat Jumat. Kekuatan mesjid sebagai tempat diskusi sebab warga desa pada dasarnya melihat mesjid sebagai tempat yang berberkah dan secara psikologis saat terjadi perdebatan sengit setiap orang akan berusaha mengendalikan perilaku komunikasi agar tidak frontal dalam menyampaikan pendapat. Artinya, resistensi dari warga yang kontra tidak sampai menimbulkan konflik yang dapat berujung pada kekerasan verbal maupun non verbal. 

3. Laki-laki di Bone Bone pada umumnya memiliki pemahaman bahwa shalat lima waktu harus dimesjid. Setelah beberapa tahun program desa Bone Bone bebas dari asap rokok di galakkan, ada salah satu strategi yg cukup efektif yakni jamaah yang masih bau rokok tidak dimasukkan dalam shaf shalat berjamaah. Mereka harus buat shaf sendiri, sehingga dari strategi ini ampuh dlm mengurangi angka perokok. 

4. Saat ada yang ketahuan merokok sembunyi-sembunyi, akan diumumkan di mesjid.

Empat fakta tersebut membuat saya menarik kesimpulan bahwa peradaban dari desa Bone Bone oleh Karna warga desa telah menjadikan mesjid Sebagai center of exelent dalam melakukan gerakan sosial membangun peradaban umat. Ide dari mesjid yang awalnya dicaci pada ahirnya dipuji. Melalui mesjid terjadi proses legasi yang akhirnya menjadi sebuah legitimasi. 

Wassalamualaikum.

Tentang Penulis
Penulis : Nurhakki Anshar
Penulis berasal dari desa Latimojong kecamatan buntu batu Kabupaten Enrekang. 
Suami dari Desa Bontongan Kec. Baraka. 
Sekarang Penulis berdomisili di Kota Parepare
Editor : Latonro